Semua orang mengakui bahwa pendidikan sangat penting. Toh tidak ada yang menyangkal hal itu. Apa fasilitas juga sama pentingnya? Ku rasa tidak begitu. Segala regulasi didunia Pendidikan akan terasa penting tergantung seorang regulatornya sendiri. Fasilitas hanya sebagai pelengkap, penunjang dan pendorong untuk mencapai integritas yang lebih baik. Apakah dengan tidak adanya fasilitas kita tidak dapat mencapai integritas yang baik? Tentu saja argument ini buruk. Integritas itu bukan sebuah stuktural yang turun-temurun lahir pada setiap individu atau kelompok. Integritas dibentuk bukan direkayasa. Integritas itu diciptakan bukan dimodifikasi. Saya rasa kalian lebih paham menafsirkan integritas dibandingkan saya.
Akreditasi berhubungan dengan integritas? 70% mungkin benar,
bahkan 80%. (ini masih asumsi saya, karna belum melakukan riset). Apakah dengan
akreditasi baik secara otomatis integritas juga demikian? Begitu juga
sebaliknya. Menurutku ini adalah jaminan konyol tatkala ada yang menyatakan
jawaban “Ya”.
Pada kenyataan nya masih banyak perguruan tinggi di Indonesia
yang belum terakreditasi, dilansir dari website Bisnis.com, Ketua Umum Asosiasi
Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Budi Djatmiko memaparkan, saat ini
masih ada sekitar 56% perguruan tinggi yang belum terakreditasi. Berdasarkan data
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), dari total 4.600 perguruan
tinggi di Indonesia, hingga kini baru sebanyak 1.975 di antaranya yang telah terakreditasi. Sementara itu, dari total 27.000 prodi di Tanah Air, hingga kini
baru 20.350 di antaranya yang sudah terakreditasi.
Apa si akreditasi itu?
Akreditasi adalah sebuah pengakuan publik atau pengakuan
eksternal kepada instansi dengan standar tertentu semata-mata untuk memberi
jaminan kepada masyarakat bahwa Lembaga atau kampus tersebut layak dan menjadi
acuan dalam terjadinya proses belajar.
Lalu bagaimana dengan kampus yang hanya memiliki akreditasi
C? pada kenyataannya masih banyak yang meremehkan akreditasi C. dengan
mengatakan ngapain kuliah?. mereka menganggap C itu jelek karena bukan A atau
B. dan beranggapan bahwa lulusan C itu susah dapat kerja. Tujuan orang yang
salah kaprah saat kuliah, yaitu kuliah untuk mencari kerja bukan untuk mencari ilmu
dan menambah pengalaman. Jika kuliah untuk mendapat kerja, lalu saat diakhir
tidak mendapat apa yang di harapkan. Lalu apa yang akan terjadi? Pasti hanya kekecewaan.
Sejenak marilah berpikir. Kalian kenal “BABI” bukan? Binatang
yang kecil namun tak sedikit orang yang menjauhinya. Menjauh bukan karena benci
atau tidak suka. Namun ada syariat yang harus digaris bawahi dalam memaknainya.
Masalah persepsi dan kewajiban yang presisi sebenarnya. Kalian kenal “MUTIARA”?.
Personal mana yang tak menginginkan benda tersebut. Jika kita bandingkan dua
kata tersebut antara BABI dan MUTIARA, BABI kalau kita kenakan gaun yang indah
ditambah riasan lipstick dan cincin emas pada kuku-kuku kakinya yang elegan,
apakah kalian tetap memandangnya sebagai seekor BABI? Atau yang lainnya. Kendati
dirias atau sejenisnya, namanya tetap BABI dan perasaan awal tetap sama, bukan
benci atau tidak suka. Ada unsur syariat yang harus dikokohkan disitu (muslim).
Bagaimana dengan MUTIARA, apabila kita perlakukan yang berbanding terbalik
dengan si BABI tadi, kita letakkan dikubangan lumpur yang penuh dengan kotoran.
Kita injak, kita maki, dan sebagainya. Apakah orang akan menganggap serupa
dengan kubangan kotor tadi? Tidak, MUTIARA tetaplah bernama MUTIARA bukan? Kendati
diperlakukan seperti apapun.
Jangan memandang sebuah gedung itu karena akreditasinya, jangan
memandang sebuah gedung itu karena warna almetnya. Tapi pandanglah integritas
dirimu, dimana seharusnya kamu ditempatkan. Tidak salah untuk memilih bagunan
yang megah. Tidak salah untuk memilih bangunan yang berakreditasi bagus. Tidak salah
memilih bangunan yag terkenal. Tetapi ingat potensi mu, ability mu dan
ketersediaan bangunan menerimamu. Sekedar memaknai Babi dan Mutiara. Dimanapun kau
dtempatkan kalau kau MUTIARA kau tetap MUTIARA. Dimanapun kau ditempatkan kalau
kau BABI maka kau tetap BABI.
Sangat sedih tatkala harapan berbanding terbalik dengan
hasil. Ketika kau tidak suka sesuatu bukan berarti kau harus meninggalkannya. Cobalah
keluar dari zona nyamanmu. Mereka yang ditempat bagus bukan berarti sudah
terdoktrin intelektual dan etika yang mereka punya adalah baik. Tidak. Pun sama
dengan mereka yang berada di tengah tempat yang buruk bukan berarti intelektual
dan perangai mereka buruk. Tolong, jangan lihat bumi ini disalah satunya saja. Nanti
anda akan berpikir bahwa bumi datar, bumi prisma, bumi bulat, bumi persegi.
Problematika akreditasi? Hari gini masih mempersoalkan
akreditasi? Dewasa gak sih! Kendati hanya angka dan huruf, kendati masih
manusia yang menilai. But it’s okay.
Perintis dan pembangun lebih bermartabat dibanding penikmat. Biar waktu yang berbicara.
Perintis dan pembangun lebih bermartabat dibanding penikmat. Biar waktu yang berbicara.
semoga kau bisa bahagia dan turut membangun peradaban di tanah Indonesia ini.
sumber : icampus indonesia (izhar syafawi), Bisnis.com
created by : Pk_Raihanah

Tidak ada komentar:
Posting Komentar