• KORAN JALANAN [1]

    TERBUKALAH KEPADA MATA YANG SADAR, TERIAKLAH KEPADA JIWA YANG SAKIT DAN HAMPIR MATI, BANGKITLAH KEPADA SUARA YANG TERSEDAK

    Belakangan ini kita tahu atau puncaknya pada demonstrasi dari pertengahan September kemarin sampai tepatnya awal Oktober lalu, kian terlihat bahwa keadilan di negara ini timpang dan tumpul untuk masyarakat kecil / non pemerintah, pecahnya emosi di tumpahkan dalam demonstrasi dengan jargon “ REFORMASIDIKORUPSI “ yang menuntut di batalkannya serangkaian RUU ngawur. 

    Ribuan bahkan puluhan ribu orang turun ke jalan dari ibu kota sampai berbagai daerah lain, sayang nya di balik demonstrasi kemarin terjadi ketimpangan hukum yang sangat jelas bahkan kabar yang beredar ribuan orang menjadi tahanan tanpa sebab yang jelas dan juga memakan korban akibat kebrutalan aparat kepolisian, terdata bahwa 5 orang meninggal ( 2 diantaranya tertembak, 3 yang lainnya diduga di keroyok berdasarkan bekas luka yang di temukan ).

    Waktu berjalan beredar kabar bahwa Luthfi yang berstatus pelajar ditahan oleh pihak kepolisian dengan alasan menghinakan bendera merah putih.

    Hukum sangat terlihat makin timpang serta tumpul, korban yang berjatuhan dianggap angin lalu oleh pemerintah. Dan pembunuhan yang terjadi seakan dianggap kemenangan, penganiayaan yang dilakukan dianggap sebagai kepuasan. Rakyat yang menjadi korban terus dianggap sebagai beban bagi keadilan pengusutan yang dijanjikan hanya menjadi sekadar jamuan kala pertemuan.

    Tuan – tuan lantas apalagi yang di harapkan jika keadilan makin di bungkam ?, jika kewarasan hukum makin digantung ?, jika kebebasan berpendapat makin di pegat ?, jiika melawan keadilan di anggap sebagai pembangkangan ?

    DIMANA DEMOKRASI YANG DI JANJIKAN ?, dan di mana hati nurani kalian ketika terjadi ketidakadilan ?


    Creat by anonim
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar